
Garut (Humas MAN5Grt) – Dalam suasana khidmat, Civitas MAN 5 Garut menggelar kegiatan doa bersama untuk keselamatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 2 September 2025, bertempat di ruang guru madrasah, dan diikuti oleh seluruh pegawai MAN 5 Garut.
Kegiatan dipandu oleh Bapak Nasyrul Fuad, S.S. selaku pembawa acara yang dengan tertib mengatur jalannya rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir. Dengan suara yang tenang dan penuh penghormatan, beliau membuka acara dan mengarahkan setiap sesi dengan lancar, menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh kekhidmatan.

Kepala MAN 5 Garut, Dr. H. Sudi Priyambodo, M.Pd., memimpin langsung jalannya kegiatan. “Kita selaku pendidik punya kewajiban besar untuk mengedukasi seluruh pelajar di MAN 5 Garut untuk senantiasa menjaga dan memupuk rasa cinta tanah air serta menjaga ketertiban dan keamanan dimanapun mereka tinggal” tutur kepala MAN 5 Garut dalam sambutannya. “penting bagi warga madrasah untuk senantiasa memohon perlindungan Allah SWT demi keselamatan bangsa dan negara ini” ungkapnya di akhir sambutan.
Doa pembuka dipimpin oleh H. Asep Jamaludin, S.Pd., M.MPd., yang mengawali dengan pembacaan Surah Al-Fatihah. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan bahwa doa adalah bagian dari kekuatan umat Islam. “Dalam hadis disebutkan bahwa Surah Al-Fatihah adalah Ummul Kitab, doa untuk segala urusan. Dan bulan ini bulan kelahiran Rasulullah SAW adalah waktu yang baik untuk memanjatkan harapan dan kebaikan bagi negeri,” tutur beliau.

Pada sesi utama, Aas Ahmad Hulasoh, S.Pd.I. memimpin doa secara langsung dan penuh kekhidmatan. Dalam doanya, ia menyampaikan: “Kami memohon, semoga bangsa ini dipertautkan dalam kasih sayang. Semoga rakyat Indonesia diselamatkan dari ketidakadilan, dijauhkan dari segala fitnah dan perpecahan. Dan semoga para pemimpin serta ulama diberi kekuatan untuk berlaku adil dan menjaga negeri ini dari mara bahaya dan malapetaka.”
Kegiatan ini ditutup dengan harapan agar seluruh rakyat Indonesia diberi keselamatan dalam agama (salāmatan fid-dīn), kekuatan dalam menjaga nilai-nilai persatuan, serta keistiqamahan dalam berkontribusi untuk kemaslahatan bangsa dan umat. Semoga momentum ini menjadi pengingat bahwa menjaga keutuhan negeri adalah bagian dari ibadah, dan bahwa setiap doa yang tulus akan menjadi cahaya bagi masa depan Indonesia.
(Kontributor : Hanieke Syahla, S.Ant.)